Oleh Adimas Immanuel Kularikan diriku ke pasar-pasar dunia. Kususutkan bobotku menjadi kapur, perunggu, kemenyan, maupun mur. Aku hanya berbekal nyanyian ibu untuk berlindung dari ular derik, kadal gurun, dan kalajengking api. Aku hanya mengingat wajah ibu, kail bagi kaul masa mudaku: Aku ikan yang pernah bahagia berenang dalam encer susunya. Akulah pejalan itu, pemilik kaki … Lanjutkan membaca Moroc
Kategori: Sajak
Oleh Adimas Immanuel Usiaku menumpahkan cat laut ke matamu. Sesungguhnya ia tak benar-benar biru. Aku awasi dari mercusuar pelabuhan ini, Abu-abu yang nyaman: semesta pikatan. Usiaku menempuhkan ombak laut ke tubuhmu. Membuat tuhan-tuhanmu menggigil, berlepasan. Aku kristalkan waktu yang mulai bergaram itu, gelombang asin jantungmu: tanjung peraduanku! 2015
Oleh Ilman Bahri Asmara kiranya seseorang meranggaskan cinta serta kekesalan pada suatu hari di musim yang terik demi hidup yang berkepanjangan, sungguh aku lebih menyukai bulan ini dibandingkan kau aku kira kau tidak ‘kan apa-apa maka aku berpuisi sepi nan bahagia sebab senja ikhlas masuk ke pori-poriku, berpuisilah ia di tiap lubang-lubangnya kiranya kelak kau … Lanjutkan membaca SAJAK MUKADIMAH DI BULAN APRIL
En Kurliadi Nf : aeng bejeh kenek Begitulah orang-orang menyebutmu dalam cerita Sebelum kau tercipta, banyak puisi tumbuh Mengenalkan aku kepada warna merah tanah ini Saat keringat ayah menjadi sungai mengalir Dalam doa cinta ibu kepadaku Ke tanggek, aku turun dari perahu kecil Angin membuat sebab dari gerimis Tapi sebentar, tidak lama seperti biasanya Perbincangan … Lanjutkan membaca GILI RAJA
Oleh En Kurliadi Nf Seperti membuka langit, kau datang dari suara doaku Memberinya amin tiga kali sehari Sehelai rambutmu tertinggal di dompetku Bukan untuk kepada siapa di ceritakan Tapi ini jalan, dimana takdir membiasakan mencari sesuatu Yang mengisahkan muasal ketiadaan Aku ingin kau datang di malam yang larut Seperti tangis hujan di cuaca yang tak … Lanjutkan membaca BENATIA III
Oleh Sam Muchtar Ini cerita bakul jamu gendong Kepada tukang becak, suaminya ”pak ne, siang tadi panas matahari menyengat sekali arak-arakan mahasiswa pengunjuk rasa itu berteriakteriak ke arahku : “hidup reformasi, hidup kekuatan rakyat!” kata mereka sambil mengepalkan tanganku, aku membalasnya : “hidup reformasi, hidup mahasiswa!”, kataku tiba-tiba, pak ne, salah seorang mahasiswi menghampiriku dia … Lanjutkan membaca SAJAK BAKUL JAMU GENDONG
Oleh Nur Hawatip I Turun deras di luar Hujan yang nakal juga kenangan kita II Daun daun yang basah Udara Lembab Ingatan buat sesak III Kata menjelma hujan dalam puisi semesta jadi basah 2014
Oleh Rahmat Mustakim Sambil cekikikan, orang Kita mana tahan kalo di tembok, ngeliat ada stop kontak nganggur matanya langsung melek: PING!!! 2014
Oleh Wulan Pangestika Halamannya kurang satu mengapa kau tak perhatikan kosong dimana perkamennya tak sempurna kau tahu dimana dia? Untuk dua puluh satu aku melupa dua puluh kala buku sampul emas pudar persis mata memejam tangis atas nama kau tahu dimana dia? Di dalam judul puisi ini. 2015
Oleh Hamzah Muhammad di hari penciptaan: jantungku apel pertama yang ditelan, adapun kau memetik sepasang lagi–nantinya untuk anak cucu di suatu pagi yang serupa kejadian udara terhirup dalam-dalam kita manusia pertama yang merasa kedinginan dalam pengasingan. 2014