Sapa Edisi IX

Salam, Selamat Pagi, teman. Setelah lewat beberapa bulan, akhirnya kami menerbitkan kembali Stomata. Kali ini, kami hadir dengan Filsafat, yang mencoba memecah kebuntuan pikir. Tata letak baru juga kami lakukan untuk menghindari kejenuhan, dan utamanya, dilakukan perluasan terhadap rubrik puisi. Bulan-bulan belakangan banyak terjadi peristiwa budaya. Tengok saja mulai dari ingar bingar pameran di Frankfurt … Lanjutkan membaca Sapa Edisi IX

Moroc

Oleh Adimas Immanuel Kularikan diriku ke pasar-pasar dunia. Kususutkan bobotku menjadi kapur, perunggu, kemenyan, maupun mur. Aku hanya berbekal nyanyian ibu untuk berlindung dari ular derik, kadal gurun, dan kalajengking api. Aku hanya mengingat wajah ibu, kail bagi kaul masa mudaku: Aku ikan yang pernah bahagia berenang dalam encer susunya. Akulah pejalan itu, pemilik kaki … Lanjutkan membaca Moroc

ALBERTA

Oleh Adimas Immanuel Usiaku menumpahkan cat laut ke matamu. Sesungguhnya ia tak benar-benar biru. Aku awasi dari mercusuar pelabuhan ini, Abu-abu yang nyaman: semesta pikatan. Usiaku menempuhkan ombak laut ke tubuhmu. Membuat tuhan-tuhanmu menggigil, berlepasan. Aku kristalkan waktu yang mulai bergaram itu, gelombang asin jantungmu: tanjung peraduanku! 2015

GILI RAJA

En Kurliadi Nf : aeng bejeh kenek Begitulah orang-orang menyebutmu dalam cerita Sebelum kau tercipta, banyak puisi tumbuh Mengenalkan aku kepada warna merah tanah ini Saat keringat ayah menjadi sungai mengalir Dalam doa cinta ibu kepadaku Ke tanggek, aku turun dari perahu kecil Angin membuat sebab dari gerimis Tapi sebentar, tidak lama seperti biasanya Perbincangan … Lanjutkan membaca GILI RAJA

BENATIA III

Oleh En Kurliadi Nf Seperti membuka langit, kau datang dari suara doaku Memberinya amin tiga kali sehari Sehelai rambutmu tertinggal di dompetku Bukan untuk kepada siapa di ceritakan Tapi ini jalan, dimana takdir membiasakan mencari sesuatu Yang mengisahkan muasal ketiadaan Aku ingin kau datang di malam yang larut Seperti tangis hujan di cuaca yang tak … Lanjutkan membaca BENATIA III

SAJAK BAKUL JAMU GENDONG

Oleh Sam Muchtar Ini cerita bakul jamu gendong Kepada tukang becak, suaminya ”pak ne, siang tadi panas matahari menyengat sekali     arak-arakan mahasiswa pengunjuk rasa itu berteriakteriak ke arahku : “hidup reformasi, hidup kekuatan rakyat!”  kata mereka sambil mengepalkan tanganku, aku membalasnya : “hidup reformasi, hidup mahasiswa!”, kataku tiba-tiba, pak ne, salah seorang mahasiswi menghampiriku dia … Lanjutkan membaca SAJAK BAKUL JAMU GENDONG

SENANDIKA ASRUL SANI, Si Penyair Muda

Oleh Hamzah Muhammad Seni(man) Gelanggang Seni Angkatan Empat Lima bertolak dari segelintir pegiat yang menamakan dirinya Gelanggang. Mereka condong tampil di pusat kesusastraan, salah satunya, melalui kumpulan Tiga Menguak Takdir. Inilah tonggak pertama dari antologi puisi Indonesia modern, yang hal tersebut bak entitas dari hasil perputaran pemikiran di antara tiga penyair dan dunia kreatifnya. Dalam … Lanjutkan membaca SENANDIKA ASRUL SANI, Si Penyair Muda

RIBUT-RIBUT ALA SENIMAN DAN BIROKRAT

Oleh Faisal Fathur Indonesia memang terkenal sebagai negeri yang doyan ribut-ribut. Selalu ada saja kegaduhan yang kerap meramaikan kehidupan orang-orang di Indonesia. Sepertinya jika tidak doyan ribut memang belum dianggap sebagai orang Indonesia. Setiap dari kita sepertinya agak sulit untuk mencapai titik temu ketika mempunyai suatu masalah. Dari awal tahun hingga pertengahan Juni lalu, pemberitaan … Lanjutkan membaca RIBUT-RIBUT ALA SENIMAN DAN BIROKRAT

SEKILAS ‘Kritik Terjemahan’

Oleh Sudarya Permana Untuk memahami kritik terjemahan, kita bisa beranalogi dengan kritik sastra yang ada pada dunia kesusastraan. Kritik sastra adalah penilaian mengenai baik buruknya sebuah karya sastra serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Orang yang melakukan kritik sastra dinamai kritikus sastra. Di antara kita barangkali tidak asing lagi dengan nama-nama seperti H. B. Jassin atau … Lanjutkan membaca SEKILAS ‘Kritik Terjemahan’